Keutamaan shaum sunnah

(Abujibriel.com)—Mengawali salah-satu dari empat bulan yang diharamkan Allah ini, ada beberapa kali shaum yang akan diamalkan oleh umat muslim. Diantaranya adalah shaum Tasu’a, shaum Asyura’, dan shaum 3 hari ayyamul bidh. Pada ketiganya terdapat fadhilah yang besar jika diamalkan dengan dua rambu yang disyaratkan yaitu ikhlas dan ittiba’. Tetapi pada kesempatan ini, akan dijabarkan beberapa poin fadhilah shaum sunnah secara umum. Poin-poin tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai penyempurna shaum wajib

Rasulullah bersabda:

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلاَتُهُ فَإِنْ كَانَ أَتَمَّهَا كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ أَتَمَّهَا قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ انْظُرُوا هَلْ تَجِدُوْنَ لَعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَتُكْمِلُوْنَ بِهَا فَرِيْضَتَهُ ثُمَّ الزَّكَاةُ كَذَالِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى حِسَابِ ذَالِكَ.

“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah sholatnya.Jika ia menyempurnakannya maka akan dicatat baginya sempurna. Namun jika ia belum menyempurnakannya, Allah pun berfirman kepada malaikat, “Lihatlah, apakah kalian dapati amalan sunnah pada hamba-Ku yang dengannya kalian sempurnakan amalan wajibnya.” Demikian pula zakat. Kemudian semua amalan dihisab menurut cara yang demikian.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

2. Sebagai pemberi syafa’at di hari kiamat

Abdullah bin Amru radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda:

الصِّيَامُ وَ القُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, يَقُوْلُ الصِّيَامُ: يَا رَبِّ, مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَ الشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ, وَ يَقُوْلُ القُرْآنُ: مَنَعْتُهُ اليَوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ.

“Shiyam dan al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba di hari kiamat. Shiyam akan berkata, “Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka syafa’atkanlah aku kepadanya.” Al-Qur’an juga berkata, “Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka syafa’atkanlah aku kepadanya.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
3. Sebagai benteng dari ancaman api neraka

Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ وَ حِصْنٌ حَصِيْنٌ مِنَ النَّارِ.

“Shaum adalah perisai dan benteng kuat yang melindungi dari api neraka.(HR. Ahmad)

Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْمًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بِذَالِكَ الْيَوْمِ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا.

“Setiap hamba yang shaum di jalan Allah, niscaya dengan shaum itu Allah akan menjauhkan api neraka dari wajahnya sejauh 70 tahun perjalanan.(HR. Muttafaqun ‘alaihi)

4. Sebagai pencegah dari syahwat buruk

Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ, مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لَلفَجْرِ, وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah mampu untuk menikah, maka menikahlah! Karena menikah itu lebih mampu menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Tetapi barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia shaum, karena shaum itu sebagai penahan syahwat baginya.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

Anas radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنْ ابْنَ أَدَمَ مَجْرَى الدَّمِّ.

“Sesungguhnya syetan itu berjalan pada tubuh anak Adam melalui aliran darah. (HR. Muttafaqun ‘alaihi, Ahmad, dan Abu Dawud)

5. Sebagai penghapus dosa
Hudzaifah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

فِطّْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهلِهِ, وَ مَالِهِ, وَ جَارِهِ, تُكَفِّرُهَا: الصَّلاَةُ, وَ الصَّوْمُ, وَ الصَّدَقَةُ, وَ الأَمْرُ, وَ النَهْيُ.

“Fitnah (ujian) yang dialami seorang laki-laki di tengah keluarga, harta, anak-anak, dan tetangganya akan terhapus dengan sholat, shaum, sedekah, perintah dan larangan.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

6. Sebagai pemakbul do’a

Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الإِمَامُ الْعَادِلُ, وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ, وَ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ…

“Ada tiga golongan yang tidak tertolak do’anya, yaitu imam yang adil, orang yang shaum hingga berbuka, dan orang yang terzhalimi…” (HR. Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

7. Sebagai salah-satu ciri kemuliaan di akhirat kelak

Rasulullah bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يَقُوْلُ لَهُ الرَّيَّانُ, يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ, يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ؟ فَيَقُوْمُوْنَ, لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ, فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ.

“Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang bernama Ar-Royyan, darinya orang-orang yang shaum akan masuk di hari kiamat, dan tidak ada seorangpun selain mereka yang masuk melalui pintu tersebut. Diserukan: “Dimanakah orang-orang yang shaum?” Lalu mereka bangkit dan tidak seorangpun selain mereka yang melalui pintu itu. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup sehingga tidak seorangpun selain mereka yang masuk.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

Demikian tujuh poin fadhilah shaum sunnah yang bisa dijabarkan kali ini, semoga kita bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah ini sebagai salah-satu sarana bentuk ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Wallahul musta’an… (Abdurrahman)

Share the Post: